Kamis, 23 Mei 2013

INI AKU BUKAN PEREMPUAN BIASA..?

"PEREMPUAN TIDAK HARUS BICARA FEMINIS..KARENA PEREMPUAN ADALAH TETAP PEREMPUAN."
Oleh:Reyzastice Tarigan

Ketika perjuangan seorang perempuan diluar sana dikaitkan atau dilabeli dengan yg namanya faham
feminis yg notebene adalah budaya barat yang memang cenderung bebas.Itu bukan berarti bahwa para pengikut kebebasan mengacuhkan kesejahteraan orang lain. Solidaritas dan kebebasan tidak saling terpisah. Bahkan tanpa kebebasan solidaritas sejati tidak  mungkin ada.Terlalu dilematik memang karena dengan alasan persamaan hak dan kesetaraan,sadar atau tidak sadar perempuan ditanamkan pemikiran dan pandangan yg sifatnya mengarah pada keburukan kaum lelaki.Tapi perjuangan perempuan yg muncul dari kesadaran yg ada seringkali terkait oleh fakta sosial yg ada di masyarakat.tidak ada pembatasan untuk perempuan melakukan apa yg dia sukai dan senangi selama
perempuan itu secara utuh dan holistik menghargai kesetaraan itu milik manusia bukan milik perempuan atau laki-laki.
Mari kita mulai dari Perjuangan,Perempuan apapun idealnya adalah tetap manusia yg dari lahir belajar untuk memahami karakter dan identitas dirinya..tapi ingat ini semua bukan menegasikan ciri-ciri tertentu.Dan perjuangan itu tidak akan mengajarkan perempuan untuk meninggalkan keluarga,mengajarkan perempuan untuk tidak terikat dengan pernikahan dan membenci laki-laki,bukan juga pelajaran tentang kebebasan dan menolak semua ajaran agama,bukan juga tentang bagaimana mengajarkan kita untuk sex bebas,berprilaku sesuka hati dan aborsi.Ini tentang perjuangan hidup harian perempuan ataupun manusia di dunia globalisasi yg penuh dengan ancaman radikalisasi yg mempengaruhi hidup dengan berbagai cara dari hal kecil yg sepele yg sampai ke hal yg besar.Bukan pula tentang pemahaman dan dominasi doktrinisasi atas kebiasan individu seseorang yg menjalani hidupnya berbeda dengan kita.Kalau berbicara fakta,semua kejadian yang korbanya adalah perempuan adalah nyata dan bisa kita lihat di masyarakat atau melalui media.Disini mulai dari kultur,struktur dan substansi hukum kita menempatkan perempuan sebagai pelengkap.Jadi,diperlukan suatu definisi yang tepat tentang perjuangan perempuan(kebebasan yg mutlak) bagi setiap individu itu.hidup tanpa terhalangi oleh hambatan-hambatan yg dibuat orang lain untuk menghalanginya.
Aku tidak sedang berbicara tentang feminis..kawan.aku hanya muak dengan pengejaran label antara perempuan biasa yg di anggap dapat terwakili secara moral dan bersifat logis ketika kebebasan nya tidak ditonjolkan,dan pada akhirnya sebuah sikap dari perempuan tidak biasa(feminis)menjadi bumerang buat yg namanya moral dan kebebasannya yg dicita-citakan belum mampu direalisasikan olehnya.Meskipun ada kemajuan,tetap saja masih terdapat aturan-aturan paksaan(umumnya oleh pemerintah)yg membunuh,melukai,mengurung atau mengambil hak dan kesetaraan mereka.kita perempuan seharusnya tidak terpatron pada label perjuangan dan kreativitas kita sebagai seorang perempuan.Bukankah ada begitu banyak dalih untuk membatasi ruang(perjuangan) itu?  Bukankah banyak orang merasa terancam oleh adanya perbedaan dengan perempuan(bukan feminis)lain sehingga mereka hendak membatasi perbedaan itu dengan kekerasan?  Bukankah banyak orang berpendapat bahwa menjadi manusia tanpa perbedaan adalah sangat indah.Bukankah banyak orang menganggap sah melindungi sesama dari pengrusakan diri (misalnya aborsi)?Bukankah banyak orang ingin memaksa orang lain demi kebahagiaan orang tersebut?karena setiap orang atau perempuan didunia ini boleh mencari kebahagiannya dengan jalannya sendiri.bersama sama mendapatkan tujuan yg sama dan tumbuh bersama dengan perjuangan setiap perempuan berdasarkan suatu kebiasaan.
Yang kita butuhkan adalah SOLIDARITAS hey kawan.solidaritas yg merupakan bagian dari syarat dasar manusia untuk hidup saling berdampingan.solidaritas ada dalam tindakan individu dan masyarakat yg dibentuk atas dasar sukarela.Perbedaan dan persaingan dianggap tidak memperhatikan nilai sosial,dan dengan demikian dianggap tidak solider.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar